Zeitgeist adalah salah satu film dokumenter yang tidak pernah anda
saksikan seumur hidup anda yang akan membuka mata anda lebar labar
tentang sebuah Konspirasi. Konspirasi itu sudah anda rasakan disekitar
anda. Ya! anda atau kita sedang dan/atau sudah merasakan sesuatu yang
salah yang sedang terjadi disekitar kita, dan bahkan dirumah kita
sendiri. Namun kita terlalu polos sehingga “keras kepala” untuk tidak
mencegahnya dan bahkan melawannya.
Dalam film dokumenter ini diceritakan
beberapa hal (bank, venus project). Dalam hal bank (uang), akan
dipaparkan perihal skema pembuatan uang, apa itu uang, dominasi uang
dalam kehidupan, bagaimana federal reserve mampu menguasai Amerika dan
dunia dengan kebijakan- kebijakannya,pengakuan seorang enconomic hitman,
dsb.
Lalu,Venus Project menyajikan dengan
jelas, arah baru bagi kemanusiaan yang mendesain ulang secara total
budaya kita. Venus Project adalah “Blue Print” sebagai asal-usul sebuah
peradaban dunia baru, yang didasarkan pada:
1) Tidak ada uang atau sistem pasar.
2) Otomatisasi untuk menggantikan tenaga kerja di setiap pekerjaan yang memungkinkan.
3) Teknologi untuk menyatukan bumi dalam sebuah pendekatan “sistem”.
4) Tidak ada properti – Universal Access.
5) Sistem Kota yang Mandiri/Berkelanjutan/Efisien.
6) Ilmu Pengetahuan sebagai metodologi untuk semua keputusan sosial, termasuk pendekatan terhadap
2) Otomatisasi untuk menggantikan tenaga kerja di setiap pekerjaan yang memungkinkan.
3) Teknologi untuk menyatukan bumi dalam sebuah pendekatan “sistem”.
4) Tidak ada properti – Universal Access.
5) Sistem Kota yang Mandiri/Berkelanjutan/Efisien.
6) Ilmu Pengetahuan sebagai metodologi untuk semua keputusan sosial, termasuk pendekatan terhadap
masalah tentang perilaku manusia yang
menyimpang
Sayangnya pemaparan soal venus project
sangat mendewakan ilmu pengetahuan, menganggap semua agama sebagai asal
muasal kerusakan di muka bumi, dan menafikan keberadaaan Tuhan. Hal
yang amat disayangkan. Bagaimanapun Tuhan di atas segala-galanya.
Source : downloadfilem.com
Sebelum dunia mengenalnya sebagai Professor X, ia adalah Charles Xavier (James McAvoy) dan sebelum dunia mengenalnya dengan nama Magneto, ia adalah Erik Lehnsherr (Michael Fassbender). Mereka adalah dua sahabat namun perbedaan prinsip membuat mereka berdua menjadi musuh besar.
Charles
dan Erik adalah dua sahabat yang sama-sama memiliki kekuatan lebih.
Mereka adalah mutant. Meski berbeda dengan kebanyakan orang namun
Charles dan Erik tak takut untuk mengeksplorasi kekuatan mereka. Bukan
hanya itu, Charles dan Erik pun kemudian mengumpulkan orang-orang yang
senasib dengan mereka.
Saat tiba-tiba muncul ancaman besar bagi
kelangsungan hidup umat manusia, Charles, Erik dan para mutant yang lain
lantas bersatu mengerahkan segala kekuatan untuk melindungi umat
manusia. Sayangnya, dalam pelaksanaannya, Charles dan Erik mulai berbeda
pendapat. Perbedaan ini kemudian berubah menjadi permusuhan yang
memecah kelompok mutant ini menjadi dua kubu yang saling berperang.
Source : kapanlagi.com
English Review
Oliver (Szajda), a young American pianist of Polish origin, not
withstanding pressure from his mother and calculating agent, after
parting with his wife arrives in Polish, where it breaks the European
tour. Loses everything: love, appreciation and well-promising career. He
has at the same time to pay off huge debt. The bar he meets Frank
(Janusz Gajos), a former professor of mathematics, a passionate player
and an expert in horse racing. With it meets Cornelia (Marta Zmuda
Trzebiatowska), a beautiful, somewhat mysterious woman who becomes
increasingly closer to him.
Sinopsis Indonesia
Oliver (Szajda), seorang pianis muda Amerika asal Polandia, tidak
menahan tekanan dari ibunya dan menghitung agen, setelah berpisah dengan
istrinya tiba di Polandia, di mana ia istirahat tur Eropa. Kehilangan
segalanya: kasih, penghargaan dan baik-menjanjikan karir. Dia pada saat
yang sama untuk melunasi utang yang besar. Bar ia bertemu Frank (Janusz
Gajos), mantan profesor matematika, seorang pemain yang penuh gairah dan
ahli dalam pacuan kuda. Dengan memenuhi Cornelia (Marta Zmuda
Trzebiatowska), wanita cantik yang agak misterius yang menjadi semakin
dekat dengannya.
Source : http://filemovie-update.blogspot.com
Source : http://filemovie-update.blogspot.com
Wesley bertemu Fox saat ia sedang
membeli obat untuk meredakan rasa gelisahnya. Dalam pembicaraan singkat,
Fox mengatakan bahwa ayah Wesley sebenarnya tidak meninggal saat Wesley
baru berusia 7 hari. Ayah Wesley adalah sorang pembunuh bayaran yang
baru saja meninggal 1 hari sebelumnya dan bahwa Wesley adalah target
berikutnya.
Sebelum sempat berpikir, Cross (Thomas
Kretschmann), orang yang membunuh ayah Wesley datang untuk membunuh
Wesley. Untungnya Fox mampu mengatasi keadaan dan membawa Wesley yang
masih kebingungan ke markas Fraternity yang dipimpin oleh Sloan (Morgan
Freeman). Sloan kemudian menjelaskan bahwa Wesley mewarisi bakat ayahnya
yang memiliki refleks sangat cepat melebihi manusia biasa dan mengajak
Wesley bergabung. Wesley yang masih kebingungan kemudian menolak tawaran
ini dan memutuskan untuk pergi.
Namun keesokan harinya saat Wesley
kembali mendapat perlakuan buruk dari atasan dan teman kerjanya, Wesley
memutuskan untuk bergabung dengan Fraternity. Dan mulailah Wesley
mendapat pelatihan sebagai seorang pembunuh profesional mulai dari
menembak menggunakan pisau sampai bertarung tangan kosong.
Di saat yang sama, Cross mulai membunuh
anggota Fraternity satu per satu. Sloan yang merasa terdesak kemudian
memutuskan untuk mempercepat pelatihan Wesley. Sloan yakin bahwa hanya
Wesley yang sanggup membunuh Cross. Mampukah, Wesley melaksanakan tugas
berat ini?
Source : downloadfilem.com
Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah
dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak
bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah
WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.
Setelah 700 tahun, WALL-E (Benjamin Burtt)
tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu. WALL-E tak
pernah mengeluh dan merasa kesepian. Semuanya berjalan lancar sampai
suatu hari WALL-E bertemu EVE (Elissa Knight). EVE adalah robot cantik yang dikirim untuk mencari informasi apakah bumi sudah siap dihuni lagi.
Celakanya,
WALL-E malah jatuh cinta pada EVE. Selama EVE berada di bumi, WALL-E
berusaha untuk selalu melindungi EVE. WALL-E bahkan menunjukkan lokasi
di mana ada tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai
menampakkan gejala dapat dihuni lagi.
EVE
yang berpegang pada tugas yang diembannya, kemudian menghubungi
pembuatnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah pesawat datang menjemput
EVE. WALL-E yang terlanjur cinta pada EVE kemudian ikut menyusup ke
pesawat yang seharusnya hanya membawa EVE itu.
Pesawat
itu kemudian membawa EVE dan WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa
besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi.
Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.
Unknown bercerita mengenai seseorang
yang bernama Dr. Martin Harris (Neeson) yang datang ke Berlin untuk
menghadiri sebuah simposium tentang tanaman dan pangan. Namun karena tas
kopernya ketinggalan di Bandara, maka saat ia baru saja tiba di Hotel
bersama istrinya, ia sendirian kembali ke bandara untuk mengambil tas
kopernya tersebut.
Saat dalam perjalanan ke Bandara, Martin
Harris mengalami kecelakaan dan koma selama 4hari. Saat ia sadar dan
terbangun, ia mendapati istrinya tidak mengenalinya, dan istrinya
mempunyai seorang suami yang mengaku bernama Dr. Martin Harris juga.
Kesemua tempat, website, data pemerintahan, didapati bahwa Dr. Martin
Harris adalah Martin Harris dengan identitas dan foto dari Dr. Martin
Harris yang kedua.
Source : downloadfilem.com
Russian narapidana Boyka, sekarang sangat tertatih-tatih oleh menderita
cedera lutut pada akhir tak perlu 2. Tidak ada lagi pejuang penjara ia
takut, ia telah menolak begitu jauh sehingga ia sekarang hanya baik
untuk membersihkan toilet. Tapi ketika sebuah turnamen melawan penjara
baru dimulai - sebuah urusan internasional, yang cocok dengan pejuang
terbaik dari penjara di seluruh dunia, menarik mereka dengan janji
kebebasan untuk pemenang - Boyka harus merebut kembali martabat dan
memperjuangkan posisinya di turnamen
English Review
Three
dance crews prepare to do battle at the international Beat the World
competition in Detroit. In the final showdown to become world champions
lifelong hopes, dreams and even lives, are at stake.
Sinopsis Indonesia
Tiga
kru tari mempersiapkan untuk melakukan pertempuran di Beat
internasional kompetisi Dunia di Detroit. Dalam final untuk menjadi
juara dunia harapan seumur hidup, impian dan bahkan hidup,
dipertaruhkan.
Isle of Man Tourist Trophy adalah sepeda motor terbesar jalan ras di dunia, tantangan utama bagi pengendara dan mesin. Itu selalu menyerukan komitmen jauh melampaui setiap acara balap lainnya, dan banyak telah membuat pengorbanan besar dalam pencarian mereka untuk kemenangan.
Dengan gamblang menceritakan persaingan legendaris TT dan Pulau sejarah balap unik manusia jalan, ini dokumenter fitur 3D menggabungkan drama, humor, ketegangan dan tragedi untuk menceritakan kisah manusia yang sangat bergerak dan menemukan mengapa pengendara TT modern masih mempertaruhkan hidup mereka untuk memenangkan dunia paling berbahaya ras. Sebuah cerita tentang kebebasan memilih dan kekuatan jiwa manusia, itu juga pemeriksaan apa yang memotivasi mereka yang sedikit langka yang semuanya risiko untuk menang.
Dengan gamblang menceritakan persaingan legendaris TT dan Pulau sejarah balap unik manusia jalan, ini dokumenter fitur 3D menggabungkan drama, humor, ketegangan dan tragedi untuk menceritakan kisah manusia yang sangat bergerak dan menemukan mengapa pengendara TT modern masih mempertaruhkan hidup mereka untuk memenangkan dunia paling berbahaya ras. Sebuah cerita tentang kebebasan memilih dan kekuatan jiwa manusia, itu juga pemeriksaan apa yang memotivasi mereka yang sedikit langka yang semuanya risiko untuk menang.
Mattie Ross (Hailee Steinfeld) memang tak bisa berbuat banyak ketika Tom
Chaney (Josh Brolin) membantai ayah yang ia cintai. Namun itu bukan
berarti Mattie bakal menyerah begitu saja. Ada dendam membara di dalam
hatinya. Mattie harus membalaskan kematian ayahnya. Mattie tak mungkin
membunuh Tom Chaney dengan tangannya sendiri tapi Mattie tahu siapa yang
mampu melakukannya.
Mattie lantas menyewa seorang marshal bernama Rooster Cogburn (Jeff Bridges) untuk membunuh Tom Chaney yang kabarnya melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Indian. Meski Rooster tak menolak tugas ini, namun Rooster tak mau kalau Mattie ikut. Sayangnya, Mattie tak sepakat. Ia harus ikut dalam misi balas dendam ini. Tak punya banyak pilihan, Rooster terpaksa harus membawa serta Mattie.
Sayangnya misi balas dendam ini jadi rumit saat Texas Ranger bernama LeBoeuf (Matt Damon) muncul. LeBoeuf ternyata juga sedang memburu Tom Chaney karena pria ini juga terlibat pembunuhan lain di wilayah Texas. Mattie dan Rooster harus cepat. Mereka harus menghabisi Tom Chaney sebelum LeBoeuf menangkap Tom dan membawanya ke Texas.(kpl/roc)
Mattie lantas menyewa seorang marshal bernama Rooster Cogburn (Jeff Bridges) untuk membunuh Tom Chaney yang kabarnya melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Indian. Meski Rooster tak menolak tugas ini, namun Rooster tak mau kalau Mattie ikut. Sayangnya, Mattie tak sepakat. Ia harus ikut dalam misi balas dendam ini. Tak punya banyak pilihan, Rooster terpaksa harus membawa serta Mattie.
Sayangnya misi balas dendam ini jadi rumit saat Texas Ranger bernama LeBoeuf (Matt Damon) muncul. LeBoeuf ternyata juga sedang memburu Tom Chaney karena pria ini juga terlibat pembunuhan lain di wilayah Texas. Mattie dan Rooster harus cepat. Mereka harus menghabisi Tom Chaney sebelum LeBoeuf menangkap Tom dan membawanya ke Texas.(kpl/roc)
Tug Speedman (Ben Stiller) adalah seorang bintang film laga yang terkenal. Bersama Kirk Lazarus (Robert Downey Jr.) dan Jeff Portnoy (Jack Black),
Tug masuk dalam jajaran pemeran dari sebuah film perang kolosal. Kirk
Lazarus adalah bintang film yang telah memenangkan banyak piala Oscar
sementara Jeff Portnoy adalah bintang spesialis film-film komedi.
Sang sutradara memutuskan film perang kolosal ini mengambil lokasi shooting di sebuah negara di Asia Tenggara untuk membuat suasana lebih nyata. Tapi setelah pengambilan gambar berjalan beberapa waktu, biaya yang makin membengkak membuat sang produser memutuskan untuk menghentikan pembuatan film ini.
Namun sang sutradara yang sudah merasa terlibat dalam dengan film arahannya ini akhirnya malah membawa para pemerannya ke dalam hutan rimba untuk pengambilan gambar. Di sinilah akhirnya mereka semua harus berhadapan dengan perang sesungguhnya. Mau tak mau, para pemeran itu harus ikut berperang untuk bisa keluar dari hutan rimba itu dengan selamat.
Film komedi-laga arahan Ben Stiller yang juga menjadi pemeran utama film ini mulai diedarkan Dreamworks dan Paramount pertengahan Agustus lalu.
Ada beberapa hal yang menarik dari film ini. Yang pertama adalah bahwa film ini mencantumkan banyak nama besar Hollywood seperti Ben Stiller, Jack Black, dan Robert Downey Jr. sementara beberapa nama besar lain hanya tampil sekilas saja. Ini cukup menjadi jaminan bahwa film ini akan menarik banyak penonton.
Hal kedua yang patut digarisbawahi adalah totalitas para pemerannya. Misalnya saja Robert Downey Jr. yang notabene aktor kulit putih harus membawakan peran sebagai pria kulit hitam. Kabarnya, selama shooting, Robert bahkan selalu menggunakan aksen Afro-American agar ia bisa benar-benar menjiwai perannya.
Dari sisi cerita, film ini cukup menarik karena seolah menertawakan kondisi perfilman Hollywood dengan menggambarkan sebuah film di dalam film. Kelucuan yang ditampilkan dalam film ini juga berkesan wajar dan tak terlihat dipaksakan. Yang lebih hebat lagi sebenarnya adalah Robert Downey Jr. yang sebenarnya sama sekali bukan aktor film komedi.
Bisa dibilang, film ini lebih bagus dari film arahan Ben Stiller sebelumnya, ZOOLANDER. Dari sisi komedi, film ini jauh lebih menghibur dan mampu memancing tawa. Namun meski tergolong film komedi, beberapa aksi laga yang ditampilkan juga cukup menarik untuk ditonton.
Source : kapanlagi.com
Sang sutradara memutuskan film perang kolosal ini mengambil lokasi shooting di sebuah negara di Asia Tenggara untuk membuat suasana lebih nyata. Tapi setelah pengambilan gambar berjalan beberapa waktu, biaya yang makin membengkak membuat sang produser memutuskan untuk menghentikan pembuatan film ini.
Namun sang sutradara yang sudah merasa terlibat dalam dengan film arahannya ini akhirnya malah membawa para pemerannya ke dalam hutan rimba untuk pengambilan gambar. Di sinilah akhirnya mereka semua harus berhadapan dengan perang sesungguhnya. Mau tak mau, para pemeran itu harus ikut berperang untuk bisa keluar dari hutan rimba itu dengan selamat.
Film komedi-laga arahan Ben Stiller yang juga menjadi pemeran utama film ini mulai diedarkan Dreamworks dan Paramount pertengahan Agustus lalu.
Ada beberapa hal yang menarik dari film ini. Yang pertama adalah bahwa film ini mencantumkan banyak nama besar Hollywood seperti Ben Stiller, Jack Black, dan Robert Downey Jr. sementara beberapa nama besar lain hanya tampil sekilas saja. Ini cukup menjadi jaminan bahwa film ini akan menarik banyak penonton.
Hal kedua yang patut digarisbawahi adalah totalitas para pemerannya. Misalnya saja Robert Downey Jr. yang notabene aktor kulit putih harus membawakan peran sebagai pria kulit hitam. Kabarnya, selama shooting, Robert bahkan selalu menggunakan aksen Afro-American agar ia bisa benar-benar menjiwai perannya.
Dari sisi cerita, film ini cukup menarik karena seolah menertawakan kondisi perfilman Hollywood dengan menggambarkan sebuah film di dalam film. Kelucuan yang ditampilkan dalam film ini juga berkesan wajar dan tak terlihat dipaksakan. Yang lebih hebat lagi sebenarnya adalah Robert Downey Jr. yang sebenarnya sama sekali bukan aktor film komedi.
Bisa dibilang, film ini lebih bagus dari film arahan Ben Stiller sebelumnya, ZOOLANDER. Dari sisi komedi, film ini jauh lebih menghibur dan mampu memancing tawa. Namun meski tergolong film komedi, beberapa aksi laga yang ditampilkan juga cukup menarik untuk ditonton.
Source : kapanlagi.com
Sinopsis film Tron :
Sam Flynn (Garret Hedlund), seorang anak yang ditinggalkan ayahnya Kevin
Flynn (Jeff Bridges) secara misterius, membuatnya terobsesi menemukan
sang ayah hingga ia berumur 27 tahun. Kekecewaan terhadap ayahnya
membuat Sam menghabiskan waktu seumur hidupnya berkutat dengan komputer
dan teknologi dunia virtual canggih. Kevin Flynn dikenal sebagai
perancang video game terkemuka di dunia yang memiliki perusahan game
Encom.
Saat ia mendapatkan sebuah sinyal dari pager lama milik ayahnya, ia berupaya mencari ayahnya sehingga tersedot ke dunia digital Tron yang dibuat ayah Sam. Di Tron, Sam dipaksa untuk bertarung seperti di dalam sebuah game melawan jagoan-jagoan dunia digital. Tiba-tiba wanita cantik bernama Quorra (Olivia Wilde) menyelamatkannya dan membawanya bertemu dengan sang ayah di tempat persembunyiannya yang sudah ia tinggali selama 20 tahun.
Saat bertemu dengan ayahnya, Kevin mengaku terjebak di dunia virtual buatannya dan harus bertarung dengan kembaran virtual ayahnya, Clu, yang awalnya diprogram untuk membantu mengembangkan dunia itu dan berubah menjadi jahat saat ia menginginkan untuk menguasai dunia luar.
Namun, Clu semakin kuat dengan pasukan tentara virtual yang berhasil dibuatnya dan diprogram untuk melawan Kevin sang penemu dunia itu. Dengan dibantu Quorra, Sam, dan Kevin berusaha melawan Clu dan pasukannya untuk bisa lolos dari Tron dengan kendaraan dan senjata yang belum pernah diciptakan dengan teknologi canggih.
Tron Legacy merupakan film petualangan 3D teknologi tingkat tinggi dengan seting dunia digital besutan sutradara ternama Joseph Kosinski. Film garapan Walt Disney ini merupakan film lanjutan dari seri pertamanya yang dirilis pada tahun 1982 dengan judul Tron dan dibintangi juga oleh aktor peraih Oscar Jeff Bridges.
Saat ia mendapatkan sebuah sinyal dari pager lama milik ayahnya, ia berupaya mencari ayahnya sehingga tersedot ke dunia digital Tron yang dibuat ayah Sam. Di Tron, Sam dipaksa untuk bertarung seperti di dalam sebuah game melawan jagoan-jagoan dunia digital. Tiba-tiba wanita cantik bernama Quorra (Olivia Wilde) menyelamatkannya dan membawanya bertemu dengan sang ayah di tempat persembunyiannya yang sudah ia tinggali selama 20 tahun.
Saat bertemu dengan ayahnya, Kevin mengaku terjebak di dunia virtual buatannya dan harus bertarung dengan kembaran virtual ayahnya, Clu, yang awalnya diprogram untuk membantu mengembangkan dunia itu dan berubah menjadi jahat saat ia menginginkan untuk menguasai dunia luar.
Namun, Clu semakin kuat dengan pasukan tentara virtual yang berhasil dibuatnya dan diprogram untuk melawan Kevin sang penemu dunia itu. Dengan dibantu Quorra, Sam, dan Kevin berusaha melawan Clu dan pasukannya untuk bisa lolos dari Tron dengan kendaraan dan senjata yang belum pernah diciptakan dengan teknologi canggih.
Tron Legacy merupakan film petualangan 3D teknologi tingkat tinggi dengan seting dunia digital besutan sutradara ternama Joseph Kosinski. Film garapan Walt Disney ini merupakan film lanjutan dari seri pertamanya yang dirilis pada tahun 1982 dengan judul Tron dan dibintangi juga oleh aktor peraih Oscar Jeff Bridges.
The 6th film in the Buddies franchise stars everyone’s favorite talking canine superstars Rosebud, B-Dawg, Budderball, Buddha and Mudbud, as the pup pack journeys to mysterious Egypt in search of the greatest treasure known to animalkind, the legendary Cat’s Eye jewel, from the lost treasure of Cleocatra! Danger lurks around every secret sphinx, cryptic crypt and puzzling pyramid as Ubasti, a devious cat, schemes to possess the mystical jewel and use its powerful energy to rid the planet of all dogs! With help from new lovable friends Cammy, a baby camel - and a mischievous monkey named Babi - the gang and their new friends avoid booby traps, solve puzzles and explore a mysterious tomb in their most exciting and challenging adventure yet.
Film dibuka dengan adegan ala film koboi
di mana Woody, Jessie, dan Buzz bersatu melawan Hamm, Mr. dan Mrs.
Potato Head serta the Aliens yang ternyata hanya merupakan visualisasi
dari imajinasi Andy kecil. Adegan selanjutnya memperlihatkan masa-masa
kecil Andy bersama mainan-mainannya.
Andy telah berumur 17 tahun dan memiliki mainan lama ketika kecil,
beberapa telah dijual atau diberikan. Yang lain telah disimpan dalam
kotak dan disimpan jauh sebagai daftar untuk Andy saat di kampus. Dia
memutuskan untuk membawa Woody bersama dengannya dan permainan lainnya
ddiletak di dalam plastik sampah dengan niat untuk menyimpan mereka di
loteng, tapi Ms. Davis keliru dengan meletakkan kantong itu di pinggir
jalan sebagai sampah. Percaya bahwa Andy tidak lagi menginginkan mereka,
mereka menyelinap ke tempat mainan yang akan disumbangkan untuk
Sunnyside Daycare. Woody, yang melihat apa yang sebenarnya terjadi,
mencoba untuk menjernihkan salah paham, tetapi permainan yang lain
menolak untuk mendengarinya.
Permainan dibawa ke Sunnyside dimana mereka menerima sambutan yang
mempromosikan dari permainan perawatan anak, dipimpin oleh
Lots-o'-Huggin 'Beruang (Lotso). Woody mencoba untuk meyakinkan orang
lain untuk kembali ke pangkuan Andy, namun mereka merasa bahwa mereka
akan bahagia di Sunnyside, sehingga mereka membiarkannya Woody pergi
tanpa mereka.Yang lain akhirnya menemukan Lotso menyediakan anak-anak
muda, dan mereka dilecehkan dan disiksa. Sementara itu, Molly Barbie,
yang juga disumbangkan mulai jatuh cinta pada Ken, yang merupakan orang
kanan Lotso dan juga telah jatuh cinta pada Barbie. Buzz pergi untuk
meminta Lotso memindahkan mereka ke anak-anak yang lebih tua, tetapi
ditangkap oleh beberapa mainan Sunnyside dan mengembalikannya ke sistem
asal, sebagai space ranger.
Di tempat lain, Woody yang berhasil kabur dari Sunnyside ditemukan dan dibawa pulang oleh seorang anak perempuan bernama Bonnie. Woody akhirnya mengetahui dari mainan milik Bonnie bahwa Sunnyside adalah penjara bagi para mainan yang diperintah dengan tangan besi oleh Lotso. Diceritakan pula masa lalu Lotso yang awalnya adalah beruang baik, namun berubah sifatnya karena merasa ditinggalkan oleh pemiliknya.
Saat melarikan diri dari Sunnyside, Woody ditemukan dan diambil oleh
seorang gadis dari pusat perawatan yang bernama Bonnie. Salah satu
mainan Bonnie bernama Chuckles mengungkapkan kepada Woody kebenaran
tentang Lotso dan Sunnyside: Lotso, Chuckles dan Big Baby, pernah
dimiliki oleh seorang gadis kecil bernama Daisy, tetapi Lotso lari
setelah pemiliknya hilang dan menggantinya, jadi dia mengambil alih
Sunnyside dan mengubahnya menjadi penjara. Pada tempat pust perawatan
anak, Permainan yang lain mendapati Andy mencari mereka ketika Ibu
Potato Head melihatnya dalam matanya yang hilang di kamar Andy.Permainan
lainnya mencoba untuk meninggalkan tempat tersebut tetapi dipenjarakan
oleh Lotso dan kaki tangannya, termasuk Buzz yang dalam modus demo- nya.
Woody kemudian kembali ke Sunnyside untuk membantu teman-temannya
keluar.Barbie membantu mereka melakukannya dengan menipu Ken ke
membiarkan dia keluar dari tempat kurungan.Permainan lainnya secara
tidak sengaja mengembalikan Buzz ke modus Spanyol selmasa melarikan
diri, setelah dia bergabung ke sisi mereka (percaya mereka tahu di mana
pesawat angkasa-Nya) dan terpesona dengan Jessie.Permainan menggunakan
gorong sampah untuk mencapai tempat sampah di luar perawatan anak,
tetapi Lotso dan kaki tangannya menangkap mereka. Ken melindungi mainan
Andy, mengatakan bahwa dia telah jatuh cinta dengan Barbie yang telah
mengubahnya, dan oleh itu dia telah melawan Lotso. Woody menjelaskan
kepada anak buah Lotso pada masa lalunya, dan ketika Lotso akhirnya
pergi terlalu jauh, Big Baby melempar Lotso di tempat sampah tersebut.
Lotso menarik Woody ke tempat sampah tepat sebelum truk sampah tiba,
memaksa orang lain untuk menyelamatkannya.Di dalam kekacauan ketika
sampah jatuh, Buzz menyelamatkan Jessie dari dihancur yang mengakibatkan
TV rusak menimpanya, lalu mengembalikan memori aslinya tanpa memori
modus yang lain.
Permainan tiba di pabrik sisa di mana mereka ditolak jatuh ke dalam.
Permainan menggunakan magnet untuk melarikan diri, tetapi melihat Lotso
tersangkut di bawah tas golf berteriak meminta tolong. Woody dan Buzz
berhasil menyelamatkannya tepat waktu. Kemudian permainan menemukan
bahwa mereka dibawa ke Insinerator (tempat penghapusan). Lotso
memperhatikan tombol berhenti darurat dan mendapatkan Woody untuk
membantunya menaiki tangga ke arah itu. Tetapi ketika ia mencapai
tombol, dia mengkhianati penolongnya dan menolak untuk menolak tombol
tersebut dan menyebabkan mereka jatuh ke dalam Insinerator. Mereka
bergandengan tangan ketika mereka menyadari ketakutan bila jalan keluar.
Tetapi pada menit terakhir, mereka diselamatkan oleh alien meremas
permainan. Kemudian, Lotso ditemukan oleh seorang tukang sampah yang
mengikat dia ke bagian depan truk.
Permainan kembali ke rumah Andy di sebuah truk sampah dan
mempersiapkan diri untuk disimpan di loteng. Woody memutuskan ia dan
teman-temannya lebih baik berada di tempat lain. Dia menulis pesan di
catatan permainan dan melekatkannya di tempat dengan semua permainan di
dalamnya. Setelah membaca pesan tersebut, Andy memuat permainan untuk
dikirim ke Bonnie. Dia memperkenalkan setiap permainan dan terkejut
menemukan Woody termasuk, pada mulanya Andy keberatan untuk memberinya
tetapi memutuskan untuk membiarkan Bonnie memilikinya. Kemudian
bersama-sama dengan Bonnie, Andy bermain dengan permainan-nya sekali
lagi sebelum ia berangkat ke kolej. Ketika Andy bertolak, Woody dengan
sedih mengucapkan selamat tinggal kepada pemilik aslinya saat ia
mengatakan "Selamat tinggal, mitra". Dia cepat-cepat ditenangkan oleh
Buzz dan kemudian memperkenalkan teman-teman lamanya ke teman-teman
barunya.
Saat kredit, kondisi untuk para permainan baru jauh lebih baik. Hal
ini menunjukkan bahwa Barbie dan Ken sekarang bertanggung jawab atas
Pusat Layanan Sunnyside dan menjadi tempat yang bagus untuk barang
permainan. Permainan sekarang bergiliran bermain dengan anak-anak yang
lebih muda dari memaksakan permainan tertentu untuk melakukan semua
itu.Permainan di rumah Bonnie tetap saling berkomunikasi dengan
orang-orang di Sunnyside dengan menyelinap catatan dalam kantong Bonnie.
Source : google/wikipedia
Sebuah keluarga Perancis dengan dua anak perempuan, Laure 10-tahun
dan Jeanne 6-tahun, pindah ke lingkungan baru selama liburan musim
panas. Dilingkungan baru Laure selalu di anggap laki-laki oleh
teman-teman barunya karena di memiliki potongan rambut pendek dan
terampil bermain bola. pada suatu ketika ada seorang gadis naksir Laure.
Dan perjalanan film inipun terus bergulir hingga akhirnya Ibu Laurer
yang sedang hamil Sembilan bulan mengetahui kebohongan yang dilakukan
anaknya yaitu mengaku sebagai anak laki-laki kepada semua teman-temanya.
Terkejut, bingung berkecamuk dibenak sang Ibu. Apakah yang akan terjadi
selanjutnya, perlakuan apa yang akan diterima oleh Laurer dari Ibu dan
Ayahnya? Dan bagaimana respon teman-teman Laurer mengetahui bahwa
sebenarnya Laurer bukanlah seorang laki-laki tapi seorang perempuan.
Tomboy, adalah sebuah film eksplisit tentang realita
identitas gender seorang gadis muda belia. Sciamma sutradara sekaligus
penulis cerita menyajikan Laure bukan sebagai tokoh tragis mengalami
krisis identitas gender tapi justru sindiran berduri kepada semua orang
tua yang selalu membentuk jenis kelamin dan identitas gender pada
anak-anak.
Tomboy merupakan sebuah drama jujur yang menyisakan sebuah
pertanyaan kenapa jenis kelamin itu penting untuk menyatakan cinta dan
kasih sayang.
Meski sekilas hubungan antar negara terlihat harmonis namun
sebenarnya ada kecurigaan yang meliputi seluruh dunia. Perang Dingin
memaksa masing-masing negara memasang mata-mata mereka untuk mengawasi
aktivitas negara lain. Meski Inggris sendiri sudah berusia sangat tua
namun dalam hal intelijen, negara ini masih belum bisa dibilang mapan.
Di tengah usaha membangun sistem intelijen yang memadai itulah kisah ini
terjadi.
Ada yang menyebutnya Secret Intelligence Service (SIS).
Beberapa memilih menyebutnya MI6 sementara yang lain mengenalnya dengan
nama Circus. Suatu ketika, Circus mengirim agen bernama Jim Prideaux (Mark Strong) untuk sebuah misi rahasia. Sayangnya misi ini berakhir dengan kekacauan dan menyebabkan Control (John Hurt) sebagai penanggung jawab dipaksa mundur dari jabatannya. Di saat yang sama, George Smiley (Gary Oldman), orang kepercayaan Control pun ikut diberhentikan.
Tak lama berselang, Smiley kembali dipanggil untuk berdinas. Kali ini
tugas Smiley cukup berat. Ia harus mencari tahu keberadaan mata-mata
Uni Soviet yang telah menyusup ke dalam Circus. Ini tak mudah karena
Smiley sendiri punya pengalaman buruk dengan seorang mata-mata Uni
Soviet. Di saat Smiley tengah mengadakan penyelidikan, muncul rumor
kalau Circus telah berhasil menemukan 5 tersangka dan salah satunya
adalah agen ganda yang selama ini mengacaukan pihak intelijen Inggris.
Tim and Eric are given a billion dollars to make a movie but squander every dime, and the sinister Schlaaang Corporation is pissed. Their lives at stake, the guys skip town in search of some way to pay the money back. They happen upon a chance to rehabilitate a bankrupt mall full of vagrants, bizarre stores, and a man-eating wolf that stalks the food court, and they see dollar signs—a billion of them.
After conquering cable, animation, music, and the Internet, Tim and Eric’s feature debut is full of inappropriate humor that you will never be able to unsee. The duo write, direct, and star in this twisted adventure through the extremes of comedy, featuring some of the biggest movie stars today in some of the strangest roles of their careers. This is a film like none other. “Great job!” - C.R.
After conquering cable, animation, music, and the Internet, Tim and Eric’s feature debut is full of inappropriate humor that you will never be able to unsee. The duo write, direct, and star in this twisted adventure through the extremes of comedy, featuring some of the biggest movie stars today in some of the strangest roles of their careers. This is a film like none other. “Great job!” - C.R.
Kisahnya dimulai pada hari-hari terakhir Perang Teluk I di Irak dimana
Sersan Troy Barlow (Mark Wahlberg) dan Prajurit Conrad Vig (Spike Jonze)
menemukan sebuah peta rahasia dari seorang perwira Irak yang ditangkap.
Troy dan Conrad mengajak Sersan Chief Elgin (Ice Cube) untuk memeriksa
peta tersebut. Di sisi lain, Mayor Archie Gates (George Clooney)
mendengar tentang rumor penemuan peta rahasia dari seorang jurnalis
Adriana Cruz (Nora Dunn).
Archie kemudian menemui Troy bertiga dan menyakinkan mereka bahwa peta tersebut akan membawa mereka ke bunker bawah tanah milik Saddam Hussein yang berisi emas rampasan dari Kuwait. Archie, Troy, Conrad dan Chief bersepakat untuk merampok emas tersebut untuk mereka sendiri. Dengan menggunakan perintah gencatan senjata dari Presiden George Bush, Archie dan kelompoknya berhasil menemukan emas dan hendak membawa pergi emas tersebut.
Tetapi Archie dan kelompoknya membatalkan kepergian mereka lantaran merasa harus menyelamatkan seorang tahanan di bunker tersebut yang hendak dieksekusi oleh pasukan elit Irak. Tidak hanya itu, tim Archie pun menyelamatkan sekeompok tahanan Irak termasuk seorang pemimpin pemberontak lokal Irak. Tetapi pasukan Irak berhasil menangkap Troy, sedangkan Archie dan kedua rekannya berhasil diselamatkan sekelompok pemberontak Irak yang menentang rezim Saddam.
Archie kemudian menemui Troy bertiga dan menyakinkan mereka bahwa peta tersebut akan membawa mereka ke bunker bawah tanah milik Saddam Hussein yang berisi emas rampasan dari Kuwait. Archie, Troy, Conrad dan Chief bersepakat untuk merampok emas tersebut untuk mereka sendiri. Dengan menggunakan perintah gencatan senjata dari Presiden George Bush, Archie dan kelompoknya berhasil menemukan emas dan hendak membawa pergi emas tersebut.
Tetapi Archie dan kelompoknya membatalkan kepergian mereka lantaran merasa harus menyelamatkan seorang tahanan di bunker tersebut yang hendak dieksekusi oleh pasukan elit Irak. Tidak hanya itu, tim Archie pun menyelamatkan sekeompok tahanan Irak termasuk seorang pemimpin pemberontak lokal Irak. Tetapi pasukan Irak berhasil menangkap Troy, sedangkan Archie dan kedua rekannya berhasil diselamatkan sekelompok pemberontak Irak yang menentang rezim Saddam.
Source : indosiar.com
Thor (Chris Hemsworth) adalah
seorang pejuang tangguh di dunia Asgard. Di saat yang sama ia adalah
putra Odin (Anthony Hopkins), penguasa Asgard. Sayangnya, Thor yang juga
disebut sebagai Dewa Petir ternyata mulai sombong dan menyebabkan
bangkitnya permusuhan yang sudah berumur ratusan tahun.
Karena kesalahan ini Thor dibuang ke
bumi oleh ayahnya sendiri. Thor harus membuktikan bahwa ia layak menjadi
putra Odin dan kembali bertahta di Asgard. Saat dalam pengasingan
inilah Thor bertemu Jane Foster (Natalie Portman), wanita yang
mengenalkannya pada kata cinta. Pelan tapi pasti Thor mulai mencintai
rumah barunya ini dan saat ancaman datang mau tak mau Thor harus bangkit
membela bumi.
Di luar pengetahuan Thor, ternyata ada
yang tak mengharapkan kembalinya Thor ke Asgard dan berusaha untuk
menghancurkan bumi beserta isinya. Thor yang kini sudah menganggap bumi
sebagai rumahnya pun tergerak untuk bangkit. Walaupun memiliki kemampuan
super namun bukan berarti Thor bakal bisa dengan mudah menanggulangi
ancaman ini.
Source : downloadfilem.com
After being bullied at school, 12-year-old Shaun (Thomas Turgoose) comes
across a small band of Skinheads lead by Woody (Joseph Gilgun), a
charismatic and benevolent teenager who befriends the boy immediately.
Bringing him into the fold as one of their own, Woody quickly initiates
Shaun as a Skinhead to the dismay of his widowed mother. Having lost his
father in the Falklands War, Shaun gleefully embraces his new found
friends (and look) until the group is split with the arrival of Combo
(Stephen Graham), an older, nationalist skinhead just released from
prison. Once friends, now bitter rivals, Combo and Woody divide the
group along political lines. Blaming England's economic woes, growing
unemployment and post-war grievances on the influx of foreign
minorities, Combo persuades Shaun and other members of the pack to make a
stand, preserving England for the English. After attending a meeting of
right-wing nationalists, Combo takes his new found gang of hooligans to
threaten the local Pakistani community. In his contempt for others,
Combo begins to reveal his own emotional battles with loss, loneliness
and isolation. When his romantic advances are later rebuffed by Woody's
girlfriend and former fling, Lol (Vicky McClure), Combo turns his hate,
envy and prejudicial rage against one member of the group to disastrous
effect... changing Shaun's viewpoint in an instant.
Source : imbd.com
Title : The Veteran
Genre : Action / Thriller
Directed by : Matthew Hope
Starring : Toby Kebbell, Brian Cox, Ashley Thomas, Adi Bielski, Tom Brooke
Release date : Fri 29, Apr 2011
Genre : Action / Thriller
Directed by : Matthew Hope
Starring : Toby Kebbell, Brian Cox, Ashley Thomas, Adi Bielski, Tom Brooke
Release date : Fri 29, Apr 2011
A soldier returning from the war in Afghanistan uncovers a conspiracy
involving the intelligence services and a gang of drug dealers.
Satu lagi film lawas tahun 1995 yang memenangkan 2 nominasi oscar,
menceritakan tentang 5 orang penjahat, mereka merencanakan sebuah
operasi balas dendam terhadap polisi, dengan membajak sebuah truk,
Operasi berjalan dengan baik, tapi kemudian mereka sadar bahwa mereka
terpengaruh oleh penjahat dalang legendaris bernama Keyser Söze, dan
mereka telah dirugikan Söze sehingga harus membayar kembali sekarang,
tapi pertanyaan yang muncul sekarang: Siapa sebenarnya Keyser Söze?
Source : downloadfilem.com
Source : downloadfilem.com
bercerita tentang sebuah kehidupan dalam
sebuah keluarga. Bermula ketika Jack Kecil (Hunter McCracken) yang
dibesarkan oleh kedua orang tua yang memiliki karakter yang berbeda.
Ibu nya (Jessica Chastain) memiliki karakter yang lembut serta penuh
kasih sayang. Tetapi saat usia Jack bertambah, Ayahnya (Brad Pitt)
mengajarkan suatu kehidupan yang berbeda sekali seperti yang diberikan
oleh Ibunya. Mr. O’Brien (ayah Jack) merupakan sosok yang tegas dan
keras sekali.
Kehidupan
tersebut ternyata membekas di hati dan pikiran Jack ketika sudah dewasa
(Sean Penn). Jack kehilangan pegangan dan berpandangan memiliki masa
depan surat, akibat dari perlakukan ayahnya sehingga dia sangat membenci
sang Ayah.
Tetapi perlahan-lahan Jack berubah dan
memahami arti kehidupan itu sendiri. Ia mulai bisa memaafkan perilaku
ayahnya yang selama ini ia benci. Dia mulai menyusun puing-puing
kehidupan dan jalan hidupnya untuk sesuatu yang lebih baik di masa
depan. Jack mulai dapat mencari jati diri nya dan melupakan trauma masa
lalunya.
Source : armylookfashion.com
Based on the Holy Scriptures, with additional dialogue by several other hands, The Ten Commandments was the last film directed by Cecil B. DeMille. The story relates the life of Moses, from the time he was discovered in the bullrushes as an infant by the pharoah's daughter, to his long, hard struggle to free the Hebrews from their slavery at the hands of the Egyptians. Moses (Charlton Heston) starts out "in solid" as Pharoah's adopted son (and a whiz at designing pyramids, dispensing such construction-site advice as "Blood makes poor mortar"), but when he discovers his true Hebrew heritage, he attempts to make life easier for his people.
Source : movies.amctv.com
The Sandlot
is sparsely narrated by the main character (now an adult) who
occasionally drops in on the action to comment on events or help move
the story along. Tom Guiry
plays Scotty Smalls, the shy new kid on the block who wants to join the
rowdy pickup baseball team that plays every day in the neighborhood
sandlot. But he doesn't know how to catch a baseball, and his stepfather
(Dennis Leary)
is too busy to teach him. He tries out for the sandlot gang anyway, and
though he isn't very good, it turns out he's lucky: there happen to be
only eight of them, and nine makes a team. The summer passes blissfully
as Scotty learns to play ball under the wing of Benny Rodriguez (Mike Vitar),
the oldest and best player, as well as Ham, Squints, Repeat, and the
rest of the kid-eccentrics. The skies darken, however, when Benny
literally knocks the stuffing out of the team's only baseball, a sign of
impending doom, or worse, bad luck. Wanting to set things right, Scotty
returns home and "borrows" his stepfather's ball, which he promptly
uses to hit his first home run, knocking the ball clear out of the
sandlot into mean old Mr. Mertle (James Earl Jones)'s
junkyard, home to Mertle's legendary guard dog The Beast. Scotty admits
that he took the ball without asking, and he naively explains that his
stepfather will want it back since it had a woman's name written on it:
some lady named Babe Ruth. Horror-stricken, the sandlot gang mobilizes
to fetch the autographed ball from the clutches of The Beast, building a
series of mechanical ball-retrieval machines which get progressively
more complicated and preposterous as The Beast's size grows in their
imaginations. ~ Anthony Reed, Rovi
Source : movies.msn.com
Awalnya memang tak terbayang hidup di Puerto Rico yang berbeda total
dengan New York. Tapi sepertinya ini satu-satunya pilihan paling logis
buat Paul Kemp (Johnny Depp). Lagi pula, New York sudah tak bisa mendatangkan kebahagiaan lagi buat jurnalis yang sedikit bermasalah ini.
Paul Kemp akhirnya mendapat pekerjaan di The San Juan Star, harian lokal yang ternyata berisi orang-orang 'gila'. Mengejutkan memang tapi dalam waktu singkat Paul bisa beradaptasi dengan cara hidup aneh ini. Di Puerto Rico, semuanya serba santai dan pesta adalah cara paling tepat menghabiskan waktu.
Minuman keras jadi teman baik Paul Kemp, malahan bisa dibilang tak ada hari tanpa alkohol. Di sela-sela kesibukannya minum minuman keras, Paul bertemu seorang wanita cantik bernama Chenault (Amber Heard). Kini masalah Paul bertambah satu lagi. Ia harus segera mencari keseimbangan atau hidupnya bakal berantakan.
Review
THE RUM DIARY ini diangkat dari novel karya Hunter S. Thompson berjudul sama yang diterbitkan tahun 1998 lalu. Novel ini sebenarnya ditulis awal tahun 1960-an namun gagal meyakinkan penerbit sampai Johnny Depp turun tangan. Bisa diduga kalau proyek layar lebar ini adalah proyek pribadi Depp lantaran Thompson adala kawan baik Depp.
Johnny Depp sendiri adalah seorang aktor yang baik dan ini sudah berkali-kali terbukti. Kali ini sedikit berbeda. Naskah film ini sepertinya tak memberikan ruang gerak buat Depp untuk menguras habis kemampuan aktingnya. Dua masalah fatal pada naskah film ini adalah konflik yang tak terselesaikan dan karakter yang tak tergarap dengan baik.
Karakter Paul Kemp yang diperankan oleh Depp gagal tampil sebagai sosok yang utuh lantaran transformasi yang terjadi terlihat berjalan terlalu cepat sementara chemistry yang seharusnya terjalin antara Depp dan Amber Heard pun sepertinya gagal muncul. Yang lebih parah lagi, konflik antara karakter antagonis dan protagonis yang seharusnya terselesaikan dengan baik pun berakhir mengambang.(kpl/roc)
Source : kapanlagi.com
Paul Kemp akhirnya mendapat pekerjaan di The San Juan Star, harian lokal yang ternyata berisi orang-orang 'gila'. Mengejutkan memang tapi dalam waktu singkat Paul bisa beradaptasi dengan cara hidup aneh ini. Di Puerto Rico, semuanya serba santai dan pesta adalah cara paling tepat menghabiskan waktu.
Minuman keras jadi teman baik Paul Kemp, malahan bisa dibilang tak ada hari tanpa alkohol. Di sela-sela kesibukannya minum minuman keras, Paul bertemu seorang wanita cantik bernama Chenault (Amber Heard). Kini masalah Paul bertambah satu lagi. Ia harus segera mencari keseimbangan atau hidupnya bakal berantakan.
Review
THE RUM DIARY ini diangkat dari novel karya Hunter S. Thompson berjudul sama yang diterbitkan tahun 1998 lalu. Novel ini sebenarnya ditulis awal tahun 1960-an namun gagal meyakinkan penerbit sampai Johnny Depp turun tangan. Bisa diduga kalau proyek layar lebar ini adalah proyek pribadi Depp lantaran Thompson adala kawan baik Depp.
Johnny Depp sendiri adalah seorang aktor yang baik dan ini sudah berkali-kali terbukti. Kali ini sedikit berbeda. Naskah film ini sepertinya tak memberikan ruang gerak buat Depp untuk menguras habis kemampuan aktingnya. Dua masalah fatal pada naskah film ini adalah konflik yang tak terselesaikan dan karakter yang tak tergarap dengan baik.
Karakter Paul Kemp yang diperankan oleh Depp gagal tampil sebagai sosok yang utuh lantaran transformasi yang terjadi terlihat berjalan terlalu cepat sementara chemistry yang seharusnya terjalin antara Depp dan Amber Heard pun sepertinya gagal muncul. Yang lebih parah lagi, konflik antara karakter antagonis dan protagonis yang seharusnya terselesaikan dengan baik pun berakhir mengambang.(kpl/roc)
Source : kapanlagi.com
Mathilda, a twelve-year old New York girl, is living an undesirable life among her half-family. Her father stores drugs for two-faced cop Norman Stansfield. Only her little brother keeps Mathilda from breaking apart. One day, Stansfield and his team take cruel revenge on her father for stretching the drugs a little, thus killing the whole family. Only Mathilda, who was out shopping, survives by finding shelter in Léon's apartment in the moment of highest need. Soon, she finds out about the strange neighbour's unusual profession - killing - and desperately seeks his help in taking revenge for her little brother. Léon, who is completely unexperienced in fatherly tasks, and in friendships, does his best to keep Mathilda out of trouble - unsuccessfully. Now, the conflict between a killer, who slowly discovers his abilities to live, to feel, to love and a corrupt police officer, who does anything in his might to get rid of an eye witness, arises to unmeasurable proportions - all for the sake of a little twelve-year old girl, who has nearly nothing to lose.
Source : http://downloadbioskop21.blogspot.com
Source : http://downloadbioskop21.blogspot.com
London abad ke-19, suatu waktu di mana
sulap menjadi sebuah profesi yang sangat diidolakan untuk meraup tenar.
Dua pesulap muda saling bersaing meraih prestasi dan menjadi yang
terbaik. Rupert “The Great Danton” Angier (Hugh Jackman) adalah seorang
pesulap dengan gaya flamboyant, misterius, dan memiliki kemampuan
sebagai penghibur yang sempurna. Sementara Alfred “The Professor” Borden
(Christian Bale) adalah pesulap jenius dan kreatif tapi terkesan tak
mau memamerkan ide-ide sulapnya.
Awalnya mereka adalah sepasang kawan
dekat, mitra kerja, dan sama-sama menjadi asuhan Milton (Ricky Jay),
pesulap tua dan berpengalaman. Keduanya saling mengagumi dan saling
bertukar kisah tentang pertunjukan mereka. Namun hal manis itu tak
berlangsung lama saat trik-trik hebat mereka semakin berkembang, rasa
takut saling tersaingi, membuat hubungan mereka jadi semakin jauh dan
akhirnya dari yang semula kawan menjadi lawan.
Kerenggangan ini makin terasa saat Julia
McCullough (Piper Perabo), istri Angier, tewas karena kesalahan yang
tak sengaja dilakukan Borden dalam sebuah pertunjukan sulap membebaskan
diri dalam air. Kenyataan ini membuat Angier mendendam pada Borden yang
dinilainya bertanggung jawab atas kematian Julia.
Meski berpisah keduanya masih saling
menjatuhkan, pamer trik terbaru, persaingan tanpa batas dan berusaha
meraup penonton sebanyak-banyaknya sudah menjadi rutinitas bagi
keduanya. Saat bersolo karir dan mulai merambah ke panggung-panggung
besar, Angier dibantu oleh Cutter (Michael Caine), yang menjadi kaki
tangannya, dan Olivia Wenscombe (Scarlett Johansson), asisten
pertunjukan Angier yang cantik dan seksi.
Di lain pihak, Borden masih bertahan
bermain sulap di klub kecil, menikah dengan Sarah Borden (Rebecca Hall)
dan memiliki puteri bernama Jess (Samantha Mahurin). Meski Angier dan
Borden tidak bermain dalam satu tempat, bahkan dalam skala yang berbeda
namun keduanya masih berupaya saling menjatuhkan. Seperti saat Borden
sengaja datang ke pertunjukan Angier dengan menyamar dan menggagalkan
pertunjukan Angier, yang membuat reputasi Angier tercoreng.
Trik dan aksi sulap yang disuguhkan
Borden juga membuat Angier makin ‘panas’. Borden mampu menampilkan trik
sulap bernama ‘Transporter Man’, sebuah mesin yang bisa memindahkan
seseorang ke tempat lain. Merasa dipecundangi, Angier diam-diam mencuri
trik Borden dengan berbagai cara Angier dan menggelar pertunjukkan
dengan judul yang sama di tempat-tempat yang lebih bergengsi dari tempat
pertunjukan Borden, dengan bantuan seorang aktor, meski hal itu tak
bertahan lama.
Merasa tak puas, Angier mengirim Olivia
untuk menyelidiki rahasia ‘Transporter Man’, sayang Olivia gagal
menjalankan misinya, sampai akhirnya perburuan misteri trik tersebut
sampai pada seorang profesor jenius berdarah Serbia, Nikola Tesla (David
Bowie) yang bersedia membantu Angier meski misi tersebut membutuhkan
banyak biaya dan waktu dengan berbagai percobaan elektriknya.
Misteri ‘Transporter Man’ yang belum
terkuak, rasa marah, dan dendam Angier pada Borden makin meruncing. Di
lain pihak, Olivia sakit hati dengan Angier, pria yang diam-diam
dicintainya. Olivia merasa hanya dimanfaatkan Angier yang hanya
terobsesi dengan berbagai trik sulap. Lalu berhasilkah Angier menguak
rahasia di balik misteri trik sulap Borden dengan bantuan Tesla? Ataukah
Angier harus mengakhiri hidupnya dalam sebuah misteri yang hanya
membawanya dalam sebuah ketidakpastian?
Source : downloadfilem.com
Lech Majewski directed this visually
striking examination of the nexus between art and politics in the 16th
century. In 1564, the Flemish painter Pieter Bruegel created one of his
best-known and most controversial works, “The Procession to Calvary,” in
which Christ, carrying his cross, makes his way to his own crucifixion
though a crowded landscape that features representations of hundreds of
historic and contemporary figures.
The painting was a biting commentary on
political matters of the day as well as a satiric view of religion, and
in The Mill & the Cross, Majewski re-creates the making of Bruegel’s
masterpiece, as the artist (played by Rutger Hauer) stages the images
and explains their meanings while we learn more about the individuals
depicted and the people who posed for the work, many of whom have their
own stories to tell. Using digital imaging technology, The Mill &
the Cross allows viewers to enter into Bruegel’s painting as the static
figures come to life.
Source : downloadfilem.com
Mengambil latar belakang Jerman Timur di bawah rezim Stasi ( Kepolisian rahasia Jerman Timur), atau yang juga dikenal dengan sebutan Republik Demokrasi Jerman, German Democratic Republic (GDR)
pada era awal 80an, era dimana kebebasan berpendapat dan berkespresi
menjadi hal yang sangat di haramkan pada saat itu. Tindakan represif
seperti sadap menyadap, culik menculik maupun interogasi mengintrogasi
kepada mereka para yang dianggap sebagai peberontak menjadi pemandangan
sehari-hari di negara sosialis-komunis tersebut. Dan Captain Gerd Wiesler (Ulrich Muehe) bisa jadi adalah salah satu dari anggota Stasi
terbaik dan disegani dalam urusan spionase, khususnya dalam hal
menyadap dan mencari informasi penting dari para ‘korbannya’ dimana
suatu hari ia kembali mendapatkan kepercayaan untuk melakukan misi
pengintaian terhadap Georg Dreyman (Sebastian Koch), seorang penulis
naskah drama panggung yang dicurigai sebagaik aktivis sayap kanan,
termasuk dengan memasang rangkaian alat-alat penyadapan di apartemen
pria tersebut.
Namun apa yang terjadi kemudian, ternyata
bukan hanya Wiesler yang sukses memasuki kehidupan Dreyman serta
mencuri dengar segala kegiatan sehari-hari yang dilakukannya bersama
kekasihnya, Christa-Maria Sieland (Martina Gedeck), tapi secara tidak
langsung, dengan mendengar kehidupan Dreyman dengan segala
permasalahannya rupanya telah menyentuh sisi lain dalam diri Wiesler,
mengajaknya turut merasakan kehidupan yang tidak pernah dirasakannya
sebelumnya.
Ah, The Lives of Others, film
produksi Jerman satu ini tidak hanya menarik berkat dukungan naskah dan
penyutradaraanya yang digarap dengan gemilang, namun juga bagaimana
Florian Henckel von Donnersmarck dalam debut feature film-nya
ini sukses menghadirkan sebuah paket tontonan lengkap, dari thriller
satir sosial dan kondisi sosial politik Jerman, khususnya Jerman timur
pada era tembok Berlin berdiri dengan kokohnya sebagai pemisah dua
negara bersaudara itu, pencarian jati diri seorang agen rahasia kesepian
bernama Gerd Wiesler, sampai romansa antara seorang penulis drama
teater sekaligus aktivis sayap kanan dengan artisnya sendiri dengan
segala konflik internalnya.
Seperti kebanyakan film Eropa lainnya, The Lives of Others
bergerak perlahan. Florian Henckel von Donnersmarck membiarkan
penontonnya terlarut melihat berkembangnya karakter Wiesler di sepanjang
137 menit ini lengkap dengan segala gejolak emosinya. Melihat bagaimana
menariknya teknik dan teknologi sadap menyadap yang dilakukannya,
melihat bagaimana Wiesler begitu tertarik secara personal pada kehidupan
pribadi Georg Dreyman, bagaimana melihat pada akhirnya karakternya
tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, hingga mencapai klimaksnya yang
menyentuh. Ya, semua itu juga sukses dibawakan dengan sangat baik dan
meyakinkan oleh Ulrich Muehe sebagai agen rahasia berkode HGW XX/7.
Sepertinya tidak terlalu mengejutkan ketika Florian Henckel von Donnersmarckdengan The Lives of Others / Das Leben der Anderen
miliknya ini berhasil membawa pulang pengharagaan prestisius sebagai
film berbahasa asing terbaik pada ajang Oscar 2007 lalu. Ya, selain
menawarkan sebuah drama thriller berbasis sosial politik historis yang
menarik, Florian Henckel juga mengajak penontonnya untuk menyaksikan
sebuah kisah kuat dan menyentuh tentang sebuah hasrat tersembunyi dan
impian dari seorang agen rahasia Stasi yang kesepian.
Source : movienthusiast.com
Salomo adalah seorang nabi yang bijaksana dipilih sebagai putra mahkota oleh ayahnya Raja Daud (Dawud dalam teks-teks Islam) ketika ia berusia 9. Setelah kematian Nabi Daud, Salomo berhasil untuk mahkota dan Allah mengangkat dia sebagai nabi. Meminta dari Allah pembentukan kerajaan ilahi, Salomo membawa angin di bawah komandonya dan jin dan setan di bawah kekuasaannya. Penguasa mengundang tanah tetangga untuk agama monoteistik, Nabi Salomo melanjutkan misinya ilahi-Nya sebanyak Balqis, Ratu Sheba mengaku monoteisme. Pada akhirnya, sambil bersandar pada tongkatnya, Salomo tawaran selamat tinggal pada dunia, dan para jin dan setan keluar dari pemerintahan dan kembali ke dunia mereka sendiri.
Source : wikipedia
Empat remaja menyesuaikan diri - Will, Simon, Jay dan Neil - mereka selesai A-level dan hendak meninggalkan Rudge Taman Komprehensif, banyak bantuan dari Mr Gilbert, sarkastis mereka, tutor bentuk sinis keenam. Dalam seminggu terakhir mereka sekolah, namun kakek Jay mati, Simon dibuang oleh Carli pacarnya dan Will menemukan bahwa ayah yang telah bercerai dan tiba-tiba menikah dengan nyonya banyak nyonya mudanya. Depresi, anak-anak memutuskan untuk pergi berlibur bersama dan buku Neil mereka dalam perjalanan ke Malia, Crete.
Source : downloadfilem.com
Source : downloadfilem.com
Dr Parnassus (Christopher Plummer) memiliki kelebihan luar biasa untuk
mengilhami imajinasi orang lain. Dibantu oleh rombongan teater keliling,
termasuk sahabat karibnya yang sinis bernama Percy (Verne Troyer) dan
pemain muda serbabisa bernama Anton (Andrew Garfield), Parnassus
menawarkan penonton kesempatan untuk melintasi dunia dengan cara melalui
cermin ajaib ke alam fantasi imajinasi tak terbatas. Namun, sihir
Parnassus terancam. Selama berabad-abad ia telah bertaruh dengan
penjahat, Mr. Nick, yang datang untuk menagih janjinya yaitu putri
Parnassus, Valentina, pada hari ulang tahunnya yang ke-16. Valentina
jatuh cinta pada Tony (Heath Ledger), pria yang luar biasa menawan.
Untuk menyelamatkan putrinya dan menebus kesalahannya, Parnassus membuat
satu taruhan terakhir dengan Mr. Nick, yaitu mengirimkan Tony (Heath
Ledger), Valentina dan seluruh kru teater melintasi menara London dan
pemandangan spektakuler dari Imaginarium
Source : sinopsis-box-office.blogspot.com
Source : sinopsis-box-office.blogspot.com
Stephen
Meyers (Ryan Gosling) memang punya bakat yang tak dimiliki banyak
orang. Karena itu pula ia direkrut menjadi tim sukses Gubernur Mike
Morris (George Clooney) saat ia mencalonkan diri menjadi presiden.
Pekerjaan yang menjanjikan memang tapi Stephen tak tahu kalau nantinya
ia bakal terjerat urusan rumit yang membuatnya harus memilih.
Suatu
ketika Stephen dihubungi Tom Duffy (Paul Giamatti), manajer kampanye
kompetitor Mike Morris. Tom berusaha merekrut Stephen namun Stephen tak
bersedia. Di luar pengetahuan Stephen, Tom Duffy ternyata punya rencana
lain. Tom yakin tak lama lagi Stephen bakal dipecat dan itu artinya ia
bakal lebih mudah menjatuhkan Mike Morris.
Stephen
memang diberhentikan dan yang lebih parah lagi ia mengetahui kalau Mike
Morris sempat punya hubungan gelap dengan Molly (Evan Rachel Wood) dan
kini Molly tewas bunuh diri. Stephen Meyers punya dua pilihan. Ia bisa
saja pergi jauh-jauh dari karier politiknya namun di saat yang sama
Stephen juga bisa memanfaatkan apa yang ia tahu untuk kembali
mendapatkan pekerjaannya semula.
Source : ratingfilmterbaru.blogspot.com
Film memiliki latar tahun 1960an di Mississippi. Aibileen Clark (Viola
Davis) adalah wanita Afrika-Amerika yang mengabdikan hidupnya untuk
bekerja dengan prominent southern families dan baru saja kehilangan anak
satu – satu nya. Minny Jackson ( Octavia Spencer ) adalah wanita
Afrika-Amerika yang sering sekali dipecat dari pekerjaannya dan
terkenal sebagai pembantu yang sangat susah untuk dipekerjakan.
Sedangkan Eugenia “Skeeter” Phelan atau Skeeter (Emma Stone) adalah
gadis berkulit putih yang baru saja lulus dari University of
Mississippi dan memutuskan untuk mencari pengasuhnya saat dia kecil
yang tiba – tiba secara misterius hilang. Cerita tiga wanita ini adalah
kisah yang menceritakan bagaimana kehidupan di awal tahun 1960an yang
masih membedakan antara ras hitam dan putih.
Source : indofiles.org
Dalam waktu dekat, Stu (Ed Helms) bakal segera menikah. Tentu
saja, seperti sudah menjadi adat, harus ada bachelor party sebelum pesta
pernikahan. Tapi Stu gelisah. Ia tak ingin bachelor party ini jadi
berantakan seperti yang terjadi saat Doug (Justin Bartha) akan menikah dulu. Lalu bagaimana caranya agar bachelor party ini bisa berjalan aman?
Orang
bilang, "What happens in Vegas, stay in Vegas." Sayangnya itu tetap tak
bisa membuat Stu tenang. Ia masih khawatir kalau pesta bujangan ini
nanti malah berakhir jauh lebih tragis dari apa yang terjadi pada Doug
dulu. Stu tak mau ke Las Vegas lagi. Ia sudah kapok. Kali ini Stu
memilih Bangkok, Thailand. Stu berharap pesta bujangan ini bisa
menyenangkan tapi tetap aman.
Akhirnya disepakati mereka berempat
hanya akan minum bir sambil ngobrol. Sepertinya acara ini akan aman-aman
saja. Sayangnya, tak semua rencana bisa berjalan lancar seperti yang
dikira Stu. Saat ia kembali berkumpul bersama Phil (Bradley Cooper), Alan (Zach Galifianakis), dan Doug (Justin Bartha), masalah mulai muncul. Dan ternyata, Bangkok sepertinya juga pilihan yang buruk untuk mengadakan bachelor party.
Source : kapanlagi.com
seorang pengacara muda, Arthur Kipps (Radcliffe), yang diperintahkan untuk melakukan perjalanan ke sebuah desa terpencil dan memilah kertas klien yang baru saja mati itu. Saat ia bekerja sendirian di rumah yang terisolasi klien, Kipps mulai mengungkap rahasia tragis, kegelisahan mulai berkembang ketika ia sekilas seorang wanita misterius hanya memakai hitam. Menerima keheningan hanya dari penduduk setempat, Kipps dipaksa untuk mengungkap identitas sebenarnya dari Perempuan di Black sendiri, mengarah ke ras putus asa dengan waktu ketika ia menemukan maksud sebenarnya.
Mengatur para pekerja tambang minyak ini
saja sudah susahnya bukan main, apalagi harus memimpin mereka melewati
ganasnya alam dan menghindar dari serbuan binatang buas yang mengincar
mereka. Tapi Ottway (Liam Neeson) tak punya banyak pilihan.
Ottway tak mengira perjalanan pulang
kali ini jadi sangat rumit. Berawal dari kecelakaan yang membuat pesawat
yang mereka tumpangi jatuh, dimulailah petualangan panjang antara hidup
dan mati. Pesawat yang ditumpangi para pekerja pengeboran minyak yang
dipimpin oleh Ottway ini mendarat darurat di tengah gurun salju.
Menunggu datangnya pertolongan adalah harapan sia-sia.
Satu-satunya cara hanyalah menembus
ganasnya alam untuk mencari kota terdekat. Celakanya, ganasnya alam
bukanlah satu-satunya yang harus mereka khawatirkan. Sekawanan serigala
liar ternyata sudah mengincar mereka. Lengah sedikit, nyawa mereka bisa
melayang. Tanpa senjata dan perlindungan, satu-satunya yang bisa
menyelamatkan mereka hanyalah kemauan bertahan hidup.
Source : downloadfilem.com
The movie begins with an old man named Paul Edgecomb (Dabbs Greer) in a
retirement center. He takes two pieces of dry toast from an orderly, who
mentions Paul's habit for taking walks outside the ground. The orderly
is worried about Paul, but allows him to continue with his daily
routine.
Paul and several other residents are watching TV when an old movie with Fred Astaire dancing to the song "Heaven" is on. Paul sees it and walks away, followed by his friend Elaine (Eve Brent). Elaine realizes that the movie has awakened some powerful memories for Paul, and asks about it. Paul tells Elaine his story: that he was a prison guard during the Depression, in charge of Death Row, informally called "The Green Mile," because of its green tile floor. Paul's most powerful memory of this time took place in 1935....
The story then flashes back to the 1930's at the State Prison, where a young Paul (now played by Tom Hanks) is suffering from a urinary infection. Some of the other guards- Brutus "Brutal" Howell (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper) and Harry Terwilliger (Jeffery DuMunn) bring in a new inmate. His name is John Coffey (Michael Clarke Duncan) "like the drink, only not spelled the same." He is a gigantic muscular man, but when Paul talks to John they find that he has the mindset of a small child- very meek and apparently scared of the dark.
When John is brought in, another guard named Percy Wetmore (Doug Hutchison) is sent off Death Row to attend to work elsewhere. Percy is not happy about this, and in frustration he lashes out at another inmate named Eduard Delecroix (Michael Jeter), breaking Del's fingers. Paul is given a copy of John Coffey's records and finds that he was sent to Death Row after being convicted for the murder (and implied rape) of two small girls. John Coffey does not mention his crime, only stating that he "tried to take it back, but it was too late."
Later on, Paul is outside when he is met by Warden Hal Moores (James Cromwell). Hal gives Paul the execution papers for an inmate named Bitterbuck, and has a conversation with him about the young guard named Percy. It's revealed that Percy is the nephew of the governor's wife, and his powerful political connections are what got him hired- and keep him in the job, because Percy is apparently "stupid and mean" according to the other guards. Paul finds out that Percy has put in to be an administrator at a mental hospital, which would mean better pay and better hours. Paul theorizes that Percy wants to witness an execution up close before moving onto a new job. Warden Moores also mentions that his wife, Melinda, is not well she suffers from bad headaches and must have an X-Ray in order to find the source of the problem. That night, Paul meets with his wife Jan (Bonnie Hunt) and discusses the problem with Hal's wife.
Next day, Brutus spots a mouse in the cell block. They watch it run into a small room in the corner, which turns out to be a padded room for dangerous inmates but is currently used for storage. The guards check everything in the room but do not find the mouse. A few hours later, Percy spots the mouse and goes into a fury trying to kill it. Paul berates Percy for scaring the inmates in his pursuit of the mouse. Percy doesn't care, thinking the inmates are contemptible. Paul feels differently, believing that under enough strain the inmates would "snap" and cause serious problems. Brutus grabs Percy, but Percy threatens to use his connections to get the others fired if they hurt him.
We then see Paul and the others doing a rehearsal for the next execution, with the prison's elderly janitor, Toot-Toot (Harry Dean Stanton) helping them. Paul instructs Percy to watch and learn while the others prep the electric chair. That night, the execution of inmate Arlen Bitterbuck is carried out. Afterward, Paul confronts Percy about his new job opportunity. Percy reveals that he wants to "be out front" (meaning placed in charge of an inmate's execution) before he leaves.
Next day, the inmate named Del has found the mouse again, named it "Mr. Jingles" and is trying to tame it. The mouse is able to fetch a spool of thread as a trick. The other guards allow Del to keep Mr. Jingles as a pet.
Paul meets with Warden Hal again, getting word of a new inmate coming in, a man named William Wharton who killed three people in a holdup. Hal is almost in tears; the doctors have told him that his wife Melinda has a tumor the size of a lemon in her brain, virtually inoperable and eventually fatal. That night, Paul suffers from his urinary infection even more; he is almost in constant pain.
Paul intends to see the doctor next day after the new inmate is brought in. Percy and Harry go to retrieve Wharton from a hospital, where he is in an apparent trance presumably from medication. As soon as Wharton gets inside, he springs to life, attacking the guards and kneeing Paul in the groin. Dean is nearly strangled before anyone can get Wharton under control. When the others go to report what has happened, John Coffey asks to speak with Paul. When Paul approaches John's cell, John grabs Paul and puts his hand over Paul groin. John holds on for several seconds, until the lights flare brightly. John then lets go, coughing and gasping until he releases a cloud of gnat-like spores from his mouth. Paul asks what happened, but John can only say that "I helped." Later when Paul visits the washroom, he feels no pain at all. John Coffey's act has healed his infection.
The next morning, Paul goes into town to see John Coffey's public defender, Burt Hammersmith (Gary Sinise) who preceded over John's trial. Burt is absolutely convinced of Coffey's guilt. Back at the prison, Paul presents John with a loaf of cornbread baked by his wife, as a thanks for Coffey's "help". Coffey shares the cornbread with Del & Mr. Jingles, but does not give any to Wharton. This enrages Wharton, who takes his fury out on the guards, urinating on Harry. The guards use a fire hose to catch Wharton off guard, then wrap him up in a straitjacket and send him to the padded room. When Wharton spits on them later, he is sent to the room again.
The rehearsal for Eduard Delecroix's execution takes place the next day. Paul has decided to put Percy in charge, in the hope that he will finally leave the prison right afterward. When Percy walks by the cells later, he is grabbed by Wharton. Percy wets himself in terror, and threatens the men to never mention this. Paul states that "what happens on the Mile, stays on the Mile." They will not say anything about what happened. Del, however, delights in Percy being humiliated.
Later on, Mr. Jingles runs across the room between cells. Percy walks up and stomps on the mouse, coldly uncaring about what he has done leaving Del screaming in shock. John Coffey asks for the mouse, so Paul picks it up and hands it to John. The other guards watch in shock, awe, and possibly horror as light shines from John's hands. John coughs, releases another cloud of spores, and Mr. Jingles runs across the room- good as new.
Percy, seeing that the mouse is uninjured, is furious- thinking the guards have set out to make a fool out of him. Paul confronts Percy and gives him an ultimatum- Percy will transfer out immediately after Delecroix's execution, or the others will go public about Percy's record of mistreatment of the prisoners and his behavior on the Mile. Percy agrees.
Just before he "walks the Mile" to the electric chair, Del gives Mr. Jingles to Paul knowing that he will be taken care of. When Paul points out that he cannot have a mouse sitting on his shoulder during an execution, John Coffey volunteers to take care of Mr. Jingles.
Percy sets everything up for Del's execution, with one small exception- he does not properly soak the sponge required for proper electric conduction, wanting to punish Del one more time. As a result, the execution is excruciating for Del and the entire horrified audience- he rolls in pain, screaming and even catches fire before finally dying.
The guards confront Percy, but Paul tells them that Percy isn't worth fighting over and that he will still honor their agreement to leave.
Paul and his wife go to visit Hal and Melinda the next day. Hal reveals that Melinda is rapidly falling apart, she is losing her memory and experiencing severe behavior changes including uncontrollable cursing. Paul invites the other guards (minus Percy) to dinner later and discusses John Coffey's acts of healing both him and Mr. Jingles. Paul states that he wants to sneak John Coffey out to try and heal Melinda. The others are very skeptical, pointing out that Coffey is a convicted murderer, and it would be disastrous if they are found or if he escapes. Paul puts forth his belief that Coffey is innocent; Paul "does not see God putting a gift like that in the hands of a man who would kill a child."
The next day, they carry out the plan- Paul drugs Wharton so he will not see them leaving, then the others gag Percy and put him in the padded room as supposed "retribution" for Eduard Delecroix. They open up John Coffey's cell, and he is excited at the prospect of going for a ride outside and also seems to already know what they want him to do . John agrees to try and help Melinda. Wharton grabs Coffey as they head out, and John is apparently horrified by what he sees when touching Wharton.
They arrive at Hal's home, and Hal threatens them with a shotgun. Paul talks him down while Coffey goes upstairs to meet Melinda. John gets very close to Melinda's face and something comes out of her mouth and into his, making the light in the room shine intensely. John breaks the connection with her, falling down coughing. Melinda sits up, looking much healthier and having no memory of anything that happened before her X-Ray. Hal collapses, weeping at his wife's restoration. John continues to cough, unable to release the "spores" like before. Melinda gives Coffey a pendant with the mark of St. Christopher-the healer- as a present.
John returns to the prison, still very ill from the encounter. Percy is released, apparently keeping silent but the others still fear that he might talk. John grabs Percy, releasing the spores directly into Percy's mouth. Percy, in a daze, walks over to Wharton's cell and empties his revolver into Wharton's chest. The others seize Percy, who leans back and coughs up the remaining black spores. Upon examination, Percy appears to be catatonic. He is eventually sent to a mental hospital (ironically the same place where he was supposed to be an administrator) for presumably the rest of his life.
Coffey repeats that Wharton and Percy were "bad men," and places his hand on Paul. Paul sees that Wharton was responsible for the murder John Coffey was convicted for. Now that he knows Coffey is innocent, Paul is unsure how to proceed. He talks to his wife that night and he suggests talking to John about it. He even asks Coffey if they should just "let him go." Coffey does not want to escape; he reveals that in addition to healing he can also feel the pain of all others around him and does not wish to continue with such pain in the world. Paul offers John a last request; Coffey states that he has always wanted to see a "flicker show" (a motion picture). They bring in a movie projector with the film "Top Hat," the same movie that the elderly Paul was watching at the beginning of the movie, which is what triggered Paul's memories particularly when Fred Astaire is dancing to "Heaven" and John watches in awe saying "they like angels!"
That night, John Coffey is put to death as the guards watch on in tears. The elderly Paul's voice cuts in and states that he left The Green Mile soon after, unable to carry on after seeing John Coffey die. He and some of the others transferred to a youth corrections' facility.
Elaine admits that Paul's tale is "quite a story," and does not apparently believe it. She also points out that Paul mentioned his son being grown up in 1935, which means he should be much older than he appears.
Paul takes Elaine on a walk, and they come to a cabin in the woods. There is a mouse sleeping in a small box; Elaine is shocked to meet Mr. Jingles- Paul found the mouse again after Coffey's execution and has kept him ever since. Paul states that he is now 108 years old, and that he believes John Coffey "infected him [and Mr. Jingles] with life." Paul feels that this is his punishment for killing a genuine miracle of God- he must stay alive and watch everyone he cares about, including friends like Elaine, grow old and die before his own death.
Later, Paul is seen at Elaine's funeral, quietly wondering just how much longer he has to go. "We each owe a debt," he states, "There are no exceptions. But oh God, sometimes The Green Mile seems so long."
Source : imdb.com
Paul and several other residents are watching TV when an old movie with Fred Astaire dancing to the song "Heaven" is on. Paul sees it and walks away, followed by his friend Elaine (Eve Brent). Elaine realizes that the movie has awakened some powerful memories for Paul, and asks about it. Paul tells Elaine his story: that he was a prison guard during the Depression, in charge of Death Row, informally called "The Green Mile," because of its green tile floor. Paul's most powerful memory of this time took place in 1935....
The story then flashes back to the 1930's at the State Prison, where a young Paul (now played by Tom Hanks) is suffering from a urinary infection. Some of the other guards- Brutus "Brutal" Howell (David Morse), Dean Stanton (Barry Pepper) and Harry Terwilliger (Jeffery DuMunn) bring in a new inmate. His name is John Coffey (Michael Clarke Duncan) "like the drink, only not spelled the same." He is a gigantic muscular man, but when Paul talks to John they find that he has the mindset of a small child- very meek and apparently scared of the dark.
When John is brought in, another guard named Percy Wetmore (Doug Hutchison) is sent off Death Row to attend to work elsewhere. Percy is not happy about this, and in frustration he lashes out at another inmate named Eduard Delecroix (Michael Jeter), breaking Del's fingers. Paul is given a copy of John Coffey's records and finds that he was sent to Death Row after being convicted for the murder (and implied rape) of two small girls. John Coffey does not mention his crime, only stating that he "tried to take it back, but it was too late."
Later on, Paul is outside when he is met by Warden Hal Moores (James Cromwell). Hal gives Paul the execution papers for an inmate named Bitterbuck, and has a conversation with him about the young guard named Percy. It's revealed that Percy is the nephew of the governor's wife, and his powerful political connections are what got him hired- and keep him in the job, because Percy is apparently "stupid and mean" according to the other guards. Paul finds out that Percy has put in to be an administrator at a mental hospital, which would mean better pay and better hours. Paul theorizes that Percy wants to witness an execution up close before moving onto a new job. Warden Moores also mentions that his wife, Melinda, is not well she suffers from bad headaches and must have an X-Ray in order to find the source of the problem. That night, Paul meets with his wife Jan (Bonnie Hunt) and discusses the problem with Hal's wife.
Next day, Brutus spots a mouse in the cell block. They watch it run into a small room in the corner, which turns out to be a padded room for dangerous inmates but is currently used for storage. The guards check everything in the room but do not find the mouse. A few hours later, Percy spots the mouse and goes into a fury trying to kill it. Paul berates Percy for scaring the inmates in his pursuit of the mouse. Percy doesn't care, thinking the inmates are contemptible. Paul feels differently, believing that under enough strain the inmates would "snap" and cause serious problems. Brutus grabs Percy, but Percy threatens to use his connections to get the others fired if they hurt him.
We then see Paul and the others doing a rehearsal for the next execution, with the prison's elderly janitor, Toot-Toot (Harry Dean Stanton) helping them. Paul instructs Percy to watch and learn while the others prep the electric chair. That night, the execution of inmate Arlen Bitterbuck is carried out. Afterward, Paul confronts Percy about his new job opportunity. Percy reveals that he wants to "be out front" (meaning placed in charge of an inmate's execution) before he leaves.
Next day, the inmate named Del has found the mouse again, named it "Mr. Jingles" and is trying to tame it. The mouse is able to fetch a spool of thread as a trick. The other guards allow Del to keep Mr. Jingles as a pet.
Paul meets with Warden Hal again, getting word of a new inmate coming in, a man named William Wharton who killed three people in a holdup. Hal is almost in tears; the doctors have told him that his wife Melinda has a tumor the size of a lemon in her brain, virtually inoperable and eventually fatal. That night, Paul suffers from his urinary infection even more; he is almost in constant pain.
Paul intends to see the doctor next day after the new inmate is brought in. Percy and Harry go to retrieve Wharton from a hospital, where he is in an apparent trance presumably from medication. As soon as Wharton gets inside, he springs to life, attacking the guards and kneeing Paul in the groin. Dean is nearly strangled before anyone can get Wharton under control. When the others go to report what has happened, John Coffey asks to speak with Paul. When Paul approaches John's cell, John grabs Paul and puts his hand over Paul groin. John holds on for several seconds, until the lights flare brightly. John then lets go, coughing and gasping until he releases a cloud of gnat-like spores from his mouth. Paul asks what happened, but John can only say that "I helped." Later when Paul visits the washroom, he feels no pain at all. John Coffey's act has healed his infection.
The next morning, Paul goes into town to see John Coffey's public defender, Burt Hammersmith (Gary Sinise) who preceded over John's trial. Burt is absolutely convinced of Coffey's guilt. Back at the prison, Paul presents John with a loaf of cornbread baked by his wife, as a thanks for Coffey's "help". Coffey shares the cornbread with Del & Mr. Jingles, but does not give any to Wharton. This enrages Wharton, who takes his fury out on the guards, urinating on Harry. The guards use a fire hose to catch Wharton off guard, then wrap him up in a straitjacket and send him to the padded room. When Wharton spits on them later, he is sent to the room again.
The rehearsal for Eduard Delecroix's execution takes place the next day. Paul has decided to put Percy in charge, in the hope that he will finally leave the prison right afterward. When Percy walks by the cells later, he is grabbed by Wharton. Percy wets himself in terror, and threatens the men to never mention this. Paul states that "what happens on the Mile, stays on the Mile." They will not say anything about what happened. Del, however, delights in Percy being humiliated.
Later on, Mr. Jingles runs across the room between cells. Percy walks up and stomps on the mouse, coldly uncaring about what he has done leaving Del screaming in shock. John Coffey asks for the mouse, so Paul picks it up and hands it to John. The other guards watch in shock, awe, and possibly horror as light shines from John's hands. John coughs, releases another cloud of spores, and Mr. Jingles runs across the room- good as new.
Percy, seeing that the mouse is uninjured, is furious- thinking the guards have set out to make a fool out of him. Paul confronts Percy and gives him an ultimatum- Percy will transfer out immediately after Delecroix's execution, or the others will go public about Percy's record of mistreatment of the prisoners and his behavior on the Mile. Percy agrees.
Just before he "walks the Mile" to the electric chair, Del gives Mr. Jingles to Paul knowing that he will be taken care of. When Paul points out that he cannot have a mouse sitting on his shoulder during an execution, John Coffey volunteers to take care of Mr. Jingles.
Percy sets everything up for Del's execution, with one small exception- he does not properly soak the sponge required for proper electric conduction, wanting to punish Del one more time. As a result, the execution is excruciating for Del and the entire horrified audience- he rolls in pain, screaming and even catches fire before finally dying.
The guards confront Percy, but Paul tells them that Percy isn't worth fighting over and that he will still honor their agreement to leave.
Paul and his wife go to visit Hal and Melinda the next day. Hal reveals that Melinda is rapidly falling apart, she is losing her memory and experiencing severe behavior changes including uncontrollable cursing. Paul invites the other guards (minus Percy) to dinner later and discusses John Coffey's acts of healing both him and Mr. Jingles. Paul states that he wants to sneak John Coffey out to try and heal Melinda. The others are very skeptical, pointing out that Coffey is a convicted murderer, and it would be disastrous if they are found or if he escapes. Paul puts forth his belief that Coffey is innocent; Paul "does not see God putting a gift like that in the hands of a man who would kill a child."
The next day, they carry out the plan- Paul drugs Wharton so he will not see them leaving, then the others gag Percy and put him in the padded room as supposed "retribution" for Eduard Delecroix. They open up John Coffey's cell, and he is excited at the prospect of going for a ride outside and also seems to already know what they want him to do . John agrees to try and help Melinda. Wharton grabs Coffey as they head out, and John is apparently horrified by what he sees when touching Wharton.
They arrive at Hal's home, and Hal threatens them with a shotgun. Paul talks him down while Coffey goes upstairs to meet Melinda. John gets very close to Melinda's face and something comes out of her mouth and into his, making the light in the room shine intensely. John breaks the connection with her, falling down coughing. Melinda sits up, looking much healthier and having no memory of anything that happened before her X-Ray. Hal collapses, weeping at his wife's restoration. John continues to cough, unable to release the "spores" like before. Melinda gives Coffey a pendant with the mark of St. Christopher-the healer- as a present.
John returns to the prison, still very ill from the encounter. Percy is released, apparently keeping silent but the others still fear that he might talk. John grabs Percy, releasing the spores directly into Percy's mouth. Percy, in a daze, walks over to Wharton's cell and empties his revolver into Wharton's chest. The others seize Percy, who leans back and coughs up the remaining black spores. Upon examination, Percy appears to be catatonic. He is eventually sent to a mental hospital (ironically the same place where he was supposed to be an administrator) for presumably the rest of his life.
Coffey repeats that Wharton and Percy were "bad men," and places his hand on Paul. Paul sees that Wharton was responsible for the murder John Coffey was convicted for. Now that he knows Coffey is innocent, Paul is unsure how to proceed. He talks to his wife that night and he suggests talking to John about it. He even asks Coffey if they should just "let him go." Coffey does not want to escape; he reveals that in addition to healing he can also feel the pain of all others around him and does not wish to continue with such pain in the world. Paul offers John a last request; Coffey states that he has always wanted to see a "flicker show" (a motion picture). They bring in a movie projector with the film "Top Hat," the same movie that the elderly Paul was watching at the beginning of the movie, which is what triggered Paul's memories particularly when Fred Astaire is dancing to "Heaven" and John watches in awe saying "they like angels!"
That night, John Coffey is put to death as the guards watch on in tears. The elderly Paul's voice cuts in and states that he left The Green Mile soon after, unable to carry on after seeing John Coffey die. He and some of the others transferred to a youth corrections' facility.
Elaine admits that Paul's tale is "quite a story," and does not apparently believe it. She also points out that Paul mentioned his son being grown up in 1935, which means he should be much older than he appears.
Paul takes Elaine on a walk, and they come to a cabin in the woods. There is a mouse sleeping in a small box; Elaine is shocked to meet Mr. Jingles- Paul found the mouse again after Coffey's execution and has kept him ever since. Paul states that he is now 108 years old, and that he believes John Coffey "infected him [and Mr. Jingles] with life." Paul feels that this is his punishment for killing a genuine miracle of God- he must stay alive and watch everyone he cares about, including friends like Elaine, grow old and die before his own death.
Later, Paul is seen at Elaine's funeral, quietly wondering just how much longer he has to go. "We each owe a debt," he states, "There are no exceptions. But oh God, sometimes The Green Mile seems so long."
Source : imdb.com